Lebihmengagetkan lagi, ternyata tubuh itu adalah Lora (Ra) Lilur yang sedang membujur. Sontak nelayan tersebut menceburkan kembali tubuhnya ke laut." Begitu sepenggal riwayat yang dituturkan Abah Kiyai saat kami mendaras kitab fikih al-Matnu asy-Syarif karangan Syeikhona Khalil bin Abdul Latif Bangkalan, buyut Ra Lilur-yang juga seorang

Bangkalan, NU OnlineKiai Kholilurrahman atau yang lebih dikenal dengan 'Ra Lilur' tadi malam wafat di kediamannya di Desa Banjar, Kabupaten Bangkalan. Jenazah akan disholatkan di Pesantren Syaikhona Kholil Rabu 11/4 siang ini. Selanjutnya dimakamkan di kompleks pemakaman Syaikhona Kholil Martajasah Bangkalan. "Beliau adalah putra dari KH Ahmad Tamyiz dan Ny Romlah. Ibunya adalah cucu dari Mbah Kholil Bin Abdul Lathif Bangkalan. Dari kecil beliau terkenal sebagai sosok 'jadzab' yang sering melakukan hal-hal yang tak dapat dicerna pikiran manusia biasa," ungkap salah seorang keponakan Ra Lilur, Ismael Amin tahun yang lalu, tambahnya, bahkan beliau sempat membuat kehebohan karena membakar Pesantren Syaikhona Kholil Demangan yang diasuh oleh kakaknya, KH Abdullah Schall. Konon itu adalah isyarat bahwa kelak Pesantren Syaikhona Kholil akan maju pesat dan memiliki bangunan tinggi megah setinggi asap api yang 'mumbul' di waktu itu. Sebuah isyarat yang memang akhirnya menjadi kenyataan. "Beliau juga dikenal sebagai pengamal tirakat tingkat tinggi. Seringkali beliau berkhalwat di tempat-tempat yang jauh dari hiruk-pikuk duniawi. Uniknya beliau juga seringkali 'bertapa' di tengah lautan, sampai-sampai pernah ada seorang nelayan merasa jaringnya telah menangkap mangsa yang besar. "Udah kadung seneng eh ternyata ia kaget bukan main karena yang ia 'tangkap' adalah Ra Lilur," urai ber-uzlah inilah yang membuat beliau lebih memilih tinggal di pelosok Banjar, jauh dari keramaian dan hiruk-pikuk Kota Lilur juga bisa dibilang sebuah 'bukti' nyata dari Ilmu Ladunni. Beliau tak pernah mondok, ada yang bilang pernah nyantri di sebuah pesantren selama 3 bulan tapi gak pernah ngaji, kerjaannya cuma mancing. Meski begitu beliau dikenal sebagai sosok 'alim' yang mumpuni dengan kemampuan Bahasa Arab yang sangat fasih."Zuhud dan sederhana, 2 sifat yang bisa dibaca jelas dari kepribadian dan keseharian beliau. Baju singlet putih, celana hitam setinggi lutut, dan sebuah senter kecil yang ia bawa kemana-mana. Dengan pakaian ala 'petani' ini sekilas tak akan ada yang menyangka bahwa beliau adalah seorang ulama besar keturunan seorang wali besar," beliau memang telah menjadikan kezuhudan sebagai pondasi utama dalam kehidupannya. Beliau bahkan pernah mengeluhkan pada seorang tamunya akan fenomena banyaknya ulama zaman now yang telah silau oleh 'kerlap-kerlip' duniawi dengan bahasa Arab ia berkata kepada tamunya itu. "Jika ulama sudah mencintai dunia dan lupa akan kedudukannya.. itu berat.. berat.. dampaknya mereka akan terpecah belah.. Ya Allah selamatkanlah mereka," ujar Ra Lilur sambil menangis menyampaikan pesannya itu, tambah Amien, beliau bahkan pernah hadir dalam acara hajatan seorang konglomerat Madura, acara yang dihadiri oleh puluhan kiai dan ulama. Tidak ada angin tidak ada hujan beliau tiba-tiba datang dan langsung menuju panggung acara. "Dengan bahasa Arab yang fasih beliau mulai menyampaikan pesan-pesan dan keluh kesahnya akan kiai-kiai zaman sekarang yang sudah mulai terlena oleh gemerlap dunia. Dan waktu itu tampaklah pemandangan keren, seorang lelaki sepuh berpakaian petani sedang menceramahi puluhan alim ulama di bawahnya yang seakan terpana melihat apa yang sedang terjadi di hadapan mereka," lain kesempatan, dalam sebuah acara besar di Pesantren Syaikhona Kholil beliau sekali lagi datang tiba-tiba. Sepertinya memang ada 'pesan' penting yang ingin beliau sampaikan waktu itu. Beliau naik ke panggung acara dan memulai kalamnya dengan sebuah 'ayat' yang mengingatkan bahwa kita yang ada di dunia ini akan kembali ke hadhirat Ilahi.. tak kan ada yang hidup kekal abadi.. ŰŁÙŰ­ŰłŰšŰȘم ŰŁÙ†Ù…Ű§ ŰźÙ„Ù‚Ù†Ű§ÙƒÙ… Űčۚ۫ۧ و ŰŁÙ†ÙƒÙ… Ű„Ù„ÙŠÙ†Ű§ Ù„Ű§ ŰȘ۱ۏŰčون" Apakah Kalian mengira bahwa Aku Allah menciptakan kalian secara sia-sia dan kalian tak kan pernah kembali kepada-Ku? " Beliau lantas melantunkan Syair-syair cinta yang -sepertinya- sampai sekarang hanya beliau yang mengetahui makna 'rahasia' di balik bait-bait Syair itu Apakah salah dosakuKau pergi tinggalkan dakuDulu cintamu padakuKini kau abaikan akuApakah salah dosakuKini kau tinggalkan dakuDulu kasih mesra kitaKala cintamu nan murniKini ku dalam merinduApakah salah dosakuKini kau tinggalkan akuBeginilah akhir cintaCintamu palsu belakaKu terkapar dalam rindu..Kita hanya bisa menerka bahwa itu adalah ungkapan cinta dan kerinduan beliau kepada Sang Ilahi. Yang demi Keridlaan-Nya selama ini beliau rela mencampakkan semua bentuk rayuan dan godaan dunia. Dan tadi malam beliau pergi, menjemput cinta dan rindu yang sudah lama ia pendam itu. Terbebaskan dari semua kepalsuan dunia yang selama ini telah ia singkirkan dari hati dan fikirannya."Selamat Jalan Syaikhona... Engkau yang selama ini selalu mengingatkan kami akan ke-Fana-an dunia. Yang selalu berusaha menarik kami untuk merasakan indahnya kezuhudan yang selama ini kau rasakan.""Selamat menikmati perjalanan indahmu, menjemput pertemuan dengan Allah dan Rasul-Nya yang selama ini engkau rindu. Semoga kami masih bisa mengamalkan pesan-pesan luhurmu. Kami yang masih tertinggal disini, tertatih-tatih oleh godaan duniawi dan hawa nafsu. Allah Yarhamak Ya Syaikhona.. Wa Yuqoddis Sirrak," ujar Ismael Amin Kholil. Hairul Anam/Muiz

Jenazahakan disholatkan di ponpes Syaichona Cholil pada hari ini jam 12 siang. Dan insyaAllah akan dimakamkan di komplek pemakaman Syaikhona Kholil Martajasah Bangkalan. Ra Lilur yang kami ketahui adalah putra dari KH. Ahmad Tamyiz dan Ny. Romlah. Ibunya adalah cucu dari Mbah Kholil Bin Abdullathif Bangkalan.
Penglipuran Bamboo Forest4Espaces naturels et sauvages ‱ ForĂȘtsCircuits et expĂ©riencesParcourez diffĂ©rents moyens de dĂ©couvrir cet Bamboo Forest les meilleures façons d'en profiter La rĂ©gionLe meilleur dans les environs51 dans un rayon de 10 kmCes avis sont traduits automatiquement depuis l' service peut contenir des traductions fournies par Google. Google exclut toute garantie, explicite ou implicite, en rapport aux traductions, y compris toute garantie d'exactitude, de fiabilitĂ© et toute garantie implicite de valeur marchande, d'aptitude Ă  un usage particulier et d'absence de PUbud, IndonĂ©sie256 contributionsavr. 2019Assez déçu par le village de Penglipuran oĂč chaque maison est une boutique de souvenirs ou un warung, et il faut payer pour visiter, je n'ai pas perdu la journĂ©e grĂące Ă  la forĂȘt mitoyenne de bambous gĂ©ants. Un chemin empierrĂ© est mĂȘme tracĂ© au milieu de ces arbres ET vous ĂȘtes seul ! les arbres intĂ©ressent moins que les souvenirs...Écrit le 20 avril 2019Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de Canada457 contributionssept. 2015 ‱ Entre amisAprĂšs la visite du village en plein soleil, il est agrĂ©able de se plonger dans la forĂȘt de bamboo et apprĂ©cier un peu d' le 30 juin 2016Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de 2016 ‱ En coupleTout est dans le titreSi vous ĂȘtes Ă  Penglipuran faites une petite balade dans la forĂȘt qui se trouve juste dernier le village, on se croirait sur une autre planĂšte Des bambous de cette taille en si grande quantitĂ© ce n'est donnĂ© Ă  tout le monde d'en voir!Écrit le 11 mai 2016Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de 2017 ‱ En coupleIl est situĂ© Ă  l'arriĂšre de l'Penglipuran village. C'est un plaisir de se promener dans cet hĂŽtel, nous avons pu le constater quand le soleil est trĂšs chaude. Il a l'air trĂšs frais et de contempler agrĂ©able odeur de forĂȘt de bambous. Un endroit Ă  voir !Écrit le 13 juin 2017Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de 2017 ‱ En soloC'est ma premiĂšre fois Ă  forĂȘt de bambous, et c'est calme. Peut-ĂȘtre parce que c'est tout Ă  fait son village de route, nous avons besoin d'en tirer quand le vĂ©hicule. Dans l'ensemble, c'est un hĂŽtel le 20 avril 2017Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de Bamboo Forest Bangli 2023 Ce qu'il faut savoir pour votre visite - TripadvisorFoire aux questions Ă  propos de Penglipuran Bamboo ForestNous vous recommandons de rĂ©server votre visite de Penglipuran Bamboo Forest Ă  l'avance pour vous assurer d'avoir une place. Si vous rĂ©servez sur Tripadvisor, vous avez jusqu'Ă  24 heures avant le dĂ©but de la visite pour obtenir un remboursement complet si vous annulez. Voir les 23 visites Ă  Penglipuran Bamboo Forest sur Tripadvisor matamaduranewscom-BANGKALAN-Ra Lilur dan Ra Fuad sama-sama cicit Syechona Kholil, Bangkalan. Keduanya berbeda jalan. Tapi satu tujuan. Lewati ke konten. 28/07/2022. Redaksi; Nyai Romlah memiliki putra, salah satunya, Ra Lilur. Kiai Amin memiliki putra, Ra Fuad. KH Kholilur Rohman atau Ra Lilur. Ra Lilur menjalani kehidupan Sufisme. Memilih Quartiers ‱ Monuments et sites remarquables ‱ BĂątiments architecturauxCe qu'en disent les voyageursCircuits et expĂ©riencesParcourez diffĂ©rents moyens de dĂ©couvrir cet les meilleures façons d'en profiter La rĂ©gionLe meilleur dans les environs52 dans un rayon de 10 kmRemfreParis, France522 contributionsaoĂ»t 2022MĂȘme s'il s'agit d'un village proposĂ© Ă  la visite touristique, il est bel et bien habitĂ© et il offre le meilleur aperçu des habitations traditionnelles balinaises telles qu'on les voit un peu beau et agrĂ©able, enfin une expĂ©rience de visite qui ne soit pas une dĂ©ception.....Écrit le 5 novembre 2022Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de Belgique1 007 contributionsjuin 2022 ‱ En coupleBon c'est vrai, le village est joli. Ce qui gĂąche c'est que toute les habitation vous invite Ă  entrer chez eux ... pour vous vendre Ă  manger ou des babioles pour touristes alors Ă  la fin ...Écrit le 14 juin 2022Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de 2019 ‱ En coupleCe village devait ĂȘtre beau avant, malheureusement avec le tourisme chaque maison est devenue un petit commerce. Personnellement, je trouve choquant qu’on entre chez les le 8 octobre 2019Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de 2019Joli village traditionnel mais sans plus. À faire si vous ĂȘtes dans le coin mais pas indispensable. Le village est magnifique mais toutes les maisons sont transformĂ©es en boutique pour les touristes ... 30000 IDR l’entrĂ©e. Écrit le 13 septembre 2019Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de 2019 ‱ En familleQuitter la cĂŽte et aller visiter ce village, c'est retrouver la sĂ©rĂ©nitĂ© balinaise. Certes les maisons sont transformĂ©es en boutiques de souvenirs mais pas de racolage, on n'est pas obligĂ©s de prendre quelque chose. Des familles qui laissent entrer chez eux, qui, pour ma part, m'ont offert un cafĂ© et avec lesquelles j'ai passĂ© un agrĂ©able moment. A visiter si on veut retrouver un peu de calme puisque cet endroit n'est pas envahi de le 4 aoĂ»t 2019Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de France175 contributionsnov. 2018 ‱ En coupleLe site est joli mais toutes les maisons sont transformĂ©es en boutiques de souvenirs qui vendent toutes les mĂȘmes. Les cars de touristes dĂ©boulent en masse. Pas indispensable Ă  le 15 novembre 2018Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de 2017Charmant petit village. Dommage qu'ils en ont fait une sorte de Disneyland Ă  la sauce Balinaise presque authentique. Mais Ă  voir quand mĂȘme si c'est sur votre cheminÉcrit le 27 aoĂ»t 2018Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de 2018 ‱ Voyage d'affairesSe promener Ă  Penglipuran’ village traditionnel pour boire les maisons en bambous’ et la forĂȘt de bambous. Belle composition’ l’entrĂ©e parking payantes. La plupart des visiteurs sont touristes domestiques surtout dans la pĂ©riode de congĂ© le 21 aoĂ»t 2018Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de Creusot, France186 contributionsjuill. 2018 ‱ En familleSite historique trĂšs bien conservĂ© Le prix d entrĂ© pour 2 adultes et 1 enfant est infĂ©rieur Ă  vaut le coup de passer 1h, avec un guide qui vous explique l histoire de cette ville Ă  l pouvez entrer dans les maisons pour voir comment ils reste 4 sites comme celui lĂ  sur l essaye de vendre des babiole made in china au touristes, ca casse un peu le cĂŽtĂ© le 16 juillet 2018Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de Belgique1 007 contributionsjuin 2018 ‱ En coupleBon c'est vrai, le village est joli. Ce qui gĂąche c'est que toute les habitation voys invitĂ© Ă  entrer chez eux ... pour voys vendre Ă  manger ou des babioles pour touristes alors Ă  la fin ...Écrit le 1 juin 2018Cet avis est l'opinion subjective d'un membre de Tripadvisor et non l'avis de Tripadvisor LLC. Les avis sont soumis Ă  des vĂ©rifications de la part de affichĂ©s 1-10 sur 55 Iaadalah cicit Syaikhona Kholil Bangkalan, Pamanda kami Kiai Kholilurrahman atau yang lebih dikenal dengan 'Ra Lilur' tadi malam di kediamannya di Desa Banjar, Bangkalan. Ra Lilur Yang Kami Ketahui Beliau adalah Putra dari KH. Zahrawi dan Ny. Romlah. Ibunya adalah cucu dari Mbah Kholil Bin Abdullathif Bangkalan. BANGKALAN, – Kontestasi politik pada Pemilu 2024 semakin menarik diikuti. Terutama, pada pemilihan legislatif pileg di Kabupaten Bangkalan. Tidak sedikit pendatang baru bermunculan. Salah satunya, bakal calon legislatif bacaleg dari Partai Hanura. Dia adalah Ra Jali yang diketahui merupakan cicit Syaikhona Moh. Kholil Bangkalan. Ra Jali mantap maju sebagai bacaleg dari daerah pemilihan dapil 2, yakni Kecamatan Klampis, Geger, dan Sepulu. Putra Ra Bir Aly Kholilur Rahman itu menjadi representasi anak muda. Dia cukup dikenal di tengah-tengah masyarakat. Sebab, ayahnya, Ra Bir Aly, merupakan putra ulama nyentrik, Ra Lilur Kholilur Rahman. Ra Lilur adalah cicit langsung dari Syaikhona Moh. Kholil Bangkalan. Kini Ra Jali baru genap berusia 24 tahun. Meski terbilang muda, Ra Jali ingin berkontribusi untuk kemajuan Bangkalan melalui jalur politik. Dalam pencalonannya sebagai bacaleg, Ra Jali mendapatkan nomor urut 2 dari partai besutan H. Wiranto itu. ”Tahun ini saya bergabung ke Partai Hanura. Alhamdulillah setelah mendaftar ke KPU, saya mendapatkan nomor urut dua,” katanya kemarin 16/5. Menurut dia, pada pemilu kali ini, pihaknya maju dari dapil 2. Dia mengaku sangat yakin terpilih. Apalagi, niat nyaleg tidak lepas karena ingin memberikan kontribusi yang baik untuk Bangkalan. Selain itu, ingin membuktikan bahwa anak muda juga bisa berpartisipasi dalam politik praktis. ”Karena masyarakat mengira ulama itu untuk ditakuti dan disegani. Padahal bukan begitu, saya ingin masyarakat mencintai saya dan saya bisa bermanfaat untuk masyarakat, terutama di dapil saya nanti,” ucapnya. Dia menyatakan, maju menjadi kandidat bacaleg di usia yang masih milenial tentu bukan tanpa alasan. Namun, pihaknya ingin membuktikan bahwa anak muda juga memiliki nilai juang. ”Saya ingin memperjuangkan kaum milenial. Saya ingin membuktikan bahwa kaum milenial juga bisa terjun ke dunia politik dan tidak memandang usia,” tandasnya. ay/daf/par Terkini Selasa, 16 Mei 2023 1635 WIB Kabarmeninggalnya Ra Kholilurrahman atau Ra Lilur cicit dari Waliyullah Syaikhona Mohammad Kholil bin Abd Latif Bangkalan, Madura, membuat masyarakat Indonesia berduka. Ulama yang terkenal nyentrik itu menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 22.00 WIB, Selasa (10/4) malam.
\n\n\n putra ra lilur bangkalan
MengenangRa Lilur dalam Haul perdana beliau (tentang kepribadian, karomah, hingga pertemuan beliau dengan Gusdur) Ketika membahas sosok Ra Lilur, kita seakan dihadapkan kepada lautan tak bertepi.
Pada awal tahun 2002, setelah lengser dari tahta kepresidenan, Gus Dur pergi ke Bangkalan untuk sowan kepada Ra Lilur. Uniknya, ketika duduk bersama, keduanya memakai bahasa daerahnya masing-masing. Ulama itu menjawab bahwa itu adalah pertanda bahwa Mas Ali Ridho akan mempunyai putra setelah 8 tahun tidak mempunyai keturunan. BANGKALAN Ribuan Masyarakat mengantar janazah ulama khos Bangkalan KH Kholilurrahman ke tempat pemakaman di Komplek Masjid Syaikhona Kholil, Martajasah, Bangkalan. Janazah diberangkatkan sekitar pukul 11.30 Wib dari rumah putra ulama yang akrab disapa Ra Lilur itu yaitu Ra Bir Aly di Demangan, Bangkalan. Saat ini janazah sudah berada di komplek pemakaman masjid Syaikhona
MeninggalnyaKiai Kholilurrahman 'Ra Lilur' di kompleks pesantren Syaichona Kholil, Bangkalan, menyedot perhatian banyak masyarakat. Pasalnya, Almarhum dikenal sebagai Kiai karismatik asal Desa Banjar Bangkalan ini juga cicit dari Syaikhona Kholil. Ribuan umat takziah untuk mengantarkan ke tempat peristirahatan terakhirnya.
csDV.
  • pkhm7xjanv.pages.dev/953
  • pkhm7xjanv.pages.dev/279
  • pkhm7xjanv.pages.dev/780
  • pkhm7xjanv.pages.dev/519
  • pkhm7xjanv.pages.dev/409
  • pkhm7xjanv.pages.dev/738
  • pkhm7xjanv.pages.dev/642
  • pkhm7xjanv.pages.dev/124
  • pkhm7xjanv.pages.dev/513
  • pkhm7xjanv.pages.dev/746
  • pkhm7xjanv.pages.dev/257
  • pkhm7xjanv.pages.dev/938
  • pkhm7xjanv.pages.dev/760
  • pkhm7xjanv.pages.dev/966
  • pkhm7xjanv.pages.dev/305
  • putra ra lilur bangkalan